Gerbang Cap Go Meh Gerbang Batas Singkawang dan Bengkayang

Gerbang Cap Go Meh Gerbang Batas Singkawang dan Bengkayang

Hallo para sahabat Mengenal Bengkayang kali ini kita bahas masih ada kaitannya dengan Kabupaten Bengkayang dan penulis sendiri menjadi saksi sejarah peresmian Gerbang Cap Go Meh yang mana gerbang ini merupakan batas antara Kota Singkawang dengan Kabupaten Bengkayang.

Tjhai Chui Mie Wali Kota Singkawang bersama Sebastianus Darwis Bupati Kabupaten Bengkayang dan CEO PT. Kapal Api meresmikan Gerbang Cap Go Meh di batas antara Kota Singkawang dengan Kabupaten Bengkayang sebagai monumen kedua yang telah diresmikan oleh Pemerintah Kota Singkawang di Jalan Raya Pasir Panjang, Kelurahan Sedau, Sabtu (03/12/2022).

Gerbang Cap Go Meh dan Susunan Acara Saat Kegiatan Peresmian

Adapun kegiatan tersebut dimulai dengan ditandai dengan pemotongan pita dan penandatanganan prasasti dan rombongan Wali Kota Singkawang, Bupati Bengkayang dan CEO PT. Kapal Api Global di arak dengan barongsai, walau pada saat paginya sempat terganggu dengan hujan tetapi tidak berlangsung lama. Sehingga kegiatan dapat di lanjutkan dan cuaca pada saat peresmian Gerbang ini sangat baik. Gerbang selatan Kota Singkawang batas antara Singkawang – Bengkayang ini menggunakan pendanaan CSR PT. Kapal Api Global.

Baca Juga : Bukit Sepancong Bengkayang, Destinasi Wisata yang sedang Hits

Tentunya Tjhai Chui Mie selaku Wali Kota Singkawang berterima kasih kepada PT. Kapal Api atas bantuan yang telah diberikan sehingga pembangunan Gerbang Cap Go Meh ini dapat selesai sesuai dengan target yang telah di rencanakan. Sementra dana CRS di diberikan oleh PT. Kapal Api untuk pembangunan gerbang tersebut sebesar Rp 12 miliar.

“Saya tentunya berterima kasih kepada Bapak Seodomo Mergonoto selaku CEO PT. Kapal Api Global bersama istri Ibu Mimihesty Layani. Gerbang Cap Go Meh ini harus kita kerjakan untuk mewujudkan visi dan misi dari Singkawang Hebat. Untuk mendukung pariwisata, kita mulai membangun ketiga gerbang yang menjadi gambaran dari Kota Toleransi yang mana mewakilkan masyarakat Tionghoa, Dayak dan Melayu” kata Tjhai Chui Mie.

Dalam sambutannya juga Wali Kota Singkawang itu menyampaikan arti dari bangunan yang di bangun dan baru di resmikan ini. Menurutnya jika dilihat dari bentuknya gerbang ini sangat identik dengan khas dan juga budaya Tionghoa sehingga dari gerbangnya terdapat empat patung singa pada setiap sisi pintunya dan bentuk dua ekor naga berwarna merah diatas awan mengejar sebuah mutiara naga.

“Naga 2 dua itu sebenarnya mengejar mutiara naga dan sedang berada diatas awan, naga ini bukan berada di penjara besi, melainkan besi yang berada di luar naga tersebut adalah awan. Dengan simbol ini yang kita harapkan adalah Masyarakat Kota Singkawang dan Masyarakat Kabupaten Bengkayang semakin maju dan semakin jaya” imbuhnya.

Kembali ia menyampaikan bahwa arti mutiara yang di kejar naga ini melambangkan sosok pemimpin yang ada di Kota Singkawang. Menurutnya jika pemimpinnya berkerja dengan baik untuk masyarakatnya, sehingga jajaran di bawahnya juga mengikuti arahan pimpinannya. Gambaran ini lebih cocok di sebut tim work dalam membangun Kotanya agar semakin jaya dan sejahtera masyarakatnya.

Baca Juga : Gerbang Cap Go Meh Batas Singkawang-Bengkayang Diresmikan

Pada kegiatan tersebut pula CEO PT. Kapal Api Global Soedomo Mergonoto memberikan sambutan sekaligus memberikan selamat atasperesmian Gerbang Cap Go Meh dan sebagai monumen batas antar daerah baik itu wilayah Singkawang dan wilayah Bengkayang. Ia juga berharap gerbang ini juga menjadi sebuah simbol persatuan dan keharmonisan masyarakat yang memiliki masyarakat multi etnis.Ia juga berharap simbol ini agar dapat terus di jaga. Seperti keharmonisan yang digambarkan pada tarian sambutan pada acara pembukaan tadi.

Ia juga menerangkan bahwa gerbang ini adalah sebuah gagasan dari Ibu Tjhai Chui Mie Wali Kota Singkawang dan kami melihat sangat baik jika membangun gerbang ini. Wujud dukungan ini kami persembahkan untuk Kota Singkawang untuk menjadi Kota Pariwisata dan Kota Toleransi. Dengan demikian ketika wisatawan yang berkunjung ke Kota Singkawang  dapat melihat bahwa Kota Singkawang adalah sebuah kota yang memiliki toleransi yang sangat tinggi walau memiliki beragam etnis namun tetap harmonis sambungnya.

gerbang-cap-go-meh

Laporan Ketua Perencanaan Pembangunan Gerbang Cap Go Meh, Gerbang Mahligai Pesisir dan Gerbang Tama Ka’ Lawakng

Sumatro selaku Sekretaris Daerah Kota Singkawang yang sekaligus adalah sebagai ketua panitia pembangunan gerbang ketika pada saat sebelum sambutan Bapak Soedomo Mergonoto CEO PT. Kapal Api Global dan sambutan Ibu Tjhai Chui Mie Wali Kota Singkawang mengatakan bahwa gerbang di wilayah selatan Kota Singkawang ini adalah serangkaian peresmian gerbang batas kewilayahan yang sama kaitannya dengan gerbang pertama yang sudah di resmikan pada beberapa waktu yang lalu yaitu Gerbang Mahligai Pesisir. Yang merupakan sebuah pengenal dan sebuah simbol yang dapat di artikan sebagai ikon dari kewilayahan.

Ia mengatakan bahwa gerbang merupakan sebuah ungkapan keramahan suatu daerah kepada tamu atau wisatawan yang berkunjung dan sering kita jumpai pada batas wilayah. Gerbang Cap Go Meh sebuah gerbang titik penyambutan pertama Kota Singkawang bila dari arah Kota Pontianak dan menjadi icon perbatasan dengan wilayah Kabupaten Bengkayang di wilayah selatan yang tujuannya saling menguntungkan untuk kedua wilayah.

“Inspirasi gerbang ini adalah dari sebuah arakan naga khas festivaltahunan yang selalu di selenggarakan di Kota Singkawang yaitu Festival Cap Go Meh, gerbang ini merepresentasikan Kota Singkawang sebagai Festive City” kata Sumastro.

Dalam sambutannya juga ia menjelaskan bahwa empat patung naga yang ada di ke empat sisi melambangkan perlindungan untuk menjaga Kota Singkawang agar menjadi makmur, damai, aman dan juga harmonis.

Sumatro juga menerangkan bahwa konsep dari desain gerbang di wilayah selatan ini di rancang dengan melakukan penekatan kontemporer terhadap berbagai elemen tradisional khas masyarakat Kota Singkawang. Kemudian pada bentuk utama gerbang merupakan penyederhanaan bentuk atap dari Seribu Kelenteng yang di padukan dengan bentuk sebuah tungku naga, yang mana tungku naga peninggalan budaya kerajinan tembikar khas Kota Singkawang.

Kemudian bentuk siluet dua naga dan mutiara ini memberikan arti sebuah arakan naga pada Festival Cap Go Meh yang di percaya membawa keberuntungan dan kemakmuran. Kemudian menurutnya dua naga yang dibalut material besi dengan bentuk susunan bata mengartikan bahwa produksi batu bata lokal khas Singkawang dan naga yang ada di kedua sisinya melambangkan pemimpin yang melindungi Kota Singkawang.

Sumatro mengatakan, “dimensi pintu gerbang Cap Go Meh ini berukuran lebar bersih gawang dalam 17 meter, lebar bersih gawang luar 27 meter, tinggi bersih gawang dalam 10 meter dan tinggi bersih gawang luar 14,25 meter. “Sedangkan struktur yang dipilih mengunakan beton-baja dan finishing baja wf-plat besi,”

Dibalik kesuksesan peresmian, tentunya perencanaan dan pelaksanaan pintu gerbang Cap Go Meh di wilayah selatan Kota Singkawang ini didukung oleh team leader dan arsitek prinsipil yaitu Bapak Hendyanto Lim, Team Leader Struktur, Ir. Herman Sapar Budjang dan Tim Pengarah dan Tata Letak Pelaksanaan oleh Dinas PUPR Kota Singkawang.

Sumastro mengatakan bahwa “Untuk sumber dana pembangunan gerbang Cap Go Meh ini sepenuhnya dibantu oleh Bapak Soedomo Mergonoto selaku CEO PT Kapal api global,”

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *