Pulau Lemukutan, Cerita Seru Berlibur yang Tak Bisa Dilupakan

Banner Mengenal Bengkayang

Malam Sabtu, 27 September 2025, menjadi waktu yang panjang sekali. Bagaimana tidak, aku sedang menunggu keberangkatan kami sekeluarga kecil untuk berlibur ke Pulau Lemukutan. Liburan kali ini juga menjadi hadiah ulang tahun kecil untuk putri tercinta kami, Zefa, agar bisa menikmati berenang di laut yang bersih, alami, dan tenang.

Pagi-pagi sekali aku sudah bangun bersama istri tercinta, Multi, untuk bersiap berangkat di hari Sabtu. Kami berdua sudah berbagi tugas menyiapkan berbagai perlengkapan, meski sebagian besar sudah disiapkan sejak malam sebelumnya.

Banner Wisata Pulau Temajo

Pukul 06.30 WIB kami berangkat menuju Teluk Suak, dermaga utama untuk menyeberang ke Pulau Lemukutan. Tepat pukul 09.00, kapal KM Bos Muda yang kami tumpangi mulai bertolak dari dermaga menuju Lemukutan.

Pulau Lemukutan Map

KM Bos Muda adalah kapal penumpang yang biasa digunakan wisatawan dengan kapasitas hingga 200 orang dan memiliki dua geladak. Saran saya, sebaiknya memilih geladak pertama karena cuaca di perjalanan biasanya sangat panas. Kapal ini menyediakan tempat duduk, tetapi jarak antara kursi dan lantai hanya sekitar 10 cm, sehingga kurang nyaman untuk orang dengan kaki panjang.

Perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Sepanjang jalur, kami menikmati pemandangan gugusan pulau. Kata istri saya, jika beruntung biasanya akan terlihat lumba-lumba berenang di sisi kapal, tapi kali ini kami kurang beruntung.

Pukul 10.30 kami tiba di Dermaga Teluk Cina, dermaga utama sekaligus terbesar di Pulau Lemukutan. Air lautnya yang jernih dan tenang membuat kami kagum, hampir menyerupai danau.

Cara pergi ke Pulau Lemukutan

Sementara ABK kapal sibuk menurunkan barang-barang penumpang, kami juga sibuk menjaga anak yang tampak gembira menikmati pemandangan indah. Setelah barang bawaan kami diturunkan, saya segera berjalan ke daratan dan mencoba menerbangkan drone yang sudah saya siapkan sejak berangkat.

Dari udara, saya takjub melihat keindahan pulau yang termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Bengkayang ini. Alamnya masih asri, air lautnya bening, dan pemandangan perkampungan begitu unik, karena hampir seluruh penduduk kini memiliki homestay, mulai dari sederhana hingga kelas menengah ke atas.

Sekitar 100 meter dari dermaga, lorong jalan menuju pulau dipenuhi UMKM yang menjual minuman, hasil laut, serta cendera mata khas Pulau Lemukutan. Tak terasa kami sudah sampai di penginapan kami di Teluk Cina bernama Pantai Batu Putih. Nama itu cocok sekali, karena sepanjang pantai ini dipenuhi bebatuan putih yang ternyata berasal dari patahan terumbu karang mati yang terdampar sejak lama.

Setelah beristirahat sekitar 30 menit di bawah pohon mangga yang tumbuh di halaman penginapan, kami menerima kunci kamar nomor 10. Kamar tampak bersih dengan kasur besar, bantal dan guling empuk, kamar mandi dalam, kipas angin, serta colokan listrik. Hanya saja, listrik di pulau ini hanya menyala mulai pukul 15.30 hingga pukul 06.00 pagi.

Siang harinya, kami disajikan makan siang dengan menu khas ikan-ikan segar dari Lemukutan. Menikmati makanan di tepi pantai membuat suasana semakin nikmat.

Sedikit informasi, di Pantai Batu Putih tersedia berbagai fasilitas penunjang wisata, mulai dari area bersantai, kantin, hingga permainan air seperti kano dan banana boat yang bisa disewa. Jika memiliki dana lebih, banana boat dapat dinikmati dengan fasilitas dokumentasi drone. Kami juga memesan paket snorkeling lengkap dengan dokumentasi kamera underwater untuk melihat keindahan bawah laut Lemukutan.

Biaya ke Pulau Lemukutan

Selama berlibur di pulau ini, kami sama sekali tidak khawatir soal makanan maupun keamanan. Banyak warga yang berjualan makanan berat, camilan, dan minuman beraneka ragam.

Keesokan paginya, sebelum pulang, kami bangun pukul 05.30 WIB untuk menikmati sunrise yang menakjubkan. Hangatnya sinar matahari terasa begitu indah dari tepi pantai penginapan.

Pulau Lemukutan Singkawang

Pukul 06.00 WIB kami menyantap sarapan terakhir berupa nasi goreng dan telur dadar – hidangan sederhana tapi terasa istimewa sebelum pulang.

Sampai jumpa lagi di cerita berikutnya tentang Pulau Lemukutan di Mengenal Bengkayang, platform yang menyajikan berbagai informasi seputar berita, wisata, budaya, festival, dan event di Kabupaten Bengkayang. Sebagai penutup, saya mengucapkan terima kasih kepada @wisatapulaulemukutan.id atas pelayanan selama liburan di pulau indah ini. Nantikan cerita berikutnya, ya!

Pertanyaan Seputar Pulau Lemukutan yang akan saya jawab diartikel lainnya

Berapa jam dari Pontianak ke Lemukutan?
Dimana lokasi lemukutan?
Berapa lama penyebrangan ke Pulau Lemukutan?
Kegiatan apa saja yang dapat dilakukan di Lemukutan?

Banner Mengenal Bengkayang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *