Damianus Nadu Sang Pahlawan Hutan Dari Kabupaten Bengkayang

Damianus Nadu siapa tidak mengenalinya bapak pejuang lingkungan hutan adat Pikul-Pangajid yaitu seorang pejuang sekaligus tokoh adat mempertahankan hutan adat salah satu warisan leluhurnya yang ada di Dusun Melayang, Desa Sahan, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Indonesia. Kali ini tentunya sangat penting mengenal bengkayang untuk mencatat sejarah ini agar kelak anak cucu membaca dengan harapan banyak Nadu-nadu di Kabupaten Bengkayang terus akan berjuang untuk mempertahankan hutan adat yang ada di Kabupaten Bengkayang. Dengan demikian mari kita bahas tentang Damianus Nadu sang pahlawan Hutan dari Kabupaten Bengkayang, semoga cerita dan tulisan ini menjadi motivasi, supaya walau zamannya generasi milenial tetap kita menjadi seperti kisah Damianus Nadu untuk menjaga hutan supaya kelak, kembali pada cerita di atas anak cucu kita dapat milihat indahnya hutan, karena nanti warisan itu lah untuk anak cucu kita bukan hanya cerita yang mereka dengar.

Nadu adalah sebutan akrab pria 60 tahun siapa sangka menjadi salah satu penerima penganugerahan tertinggi penyelematan lingkungan dari pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kamis (14/10/2021) merupakan perwakilan dari Provinsi Kalimantan Barat. Tentunya ini menjadi kebanggan bagi masyarakat Kalimantan Barat, secara khusus masyarakat Kabupaten Bengkayang.

Artikel Lain : Gunung Bawang Dapat Kamu Lihat dan Indah Saat Berada di Kabupaten Bengkayang

Kalpataru adalah sebuah penghargaan diberikan kepada mereka, baik itu secara individu bahkan secara kelompok yang dinilai sangat berjasa baik itu dalam merintis, mengabdi, mengelola serta melestarikan lingkungan hidup dan hutan. Ini bukan lah penghargaan yang mudah untuk di dapat tentunya dengan penuh pengorbanan. Ketika pada tahap pemberian kalpataru ini pun bukan satu hal yang mudah tentunya melalui penyeleksian dengan sangat ketat. Dengan tahapan melalui penyeleksian tahapan tingkat Kabupaten, Provinsi sampai pada tingkat Nasional, setelah itu beberapa tahapan lagi yang mana tim juri kembali melakukan penilaian mulai dari administrasi dan verifikasi lapangan. Para juri ini pun merupakan para profesional, akademisi, pemerintahan dan juga para jurnalis.

Menurut cerita yang di kutip oleh penulis yang sumbernya adalah Pontianak Post. Ceritanya sejak diawal tahun 1980 an di Desa Sahan, Kecamatan Seluas. Damianus Nadu sudah memulai upaya untuk mempertahakan hutan adat warisan para leluhurnya dari perusahaan kayu unit usaha militer Zaman Orde Baru yang mana wilayah operasinya adalah di sepanjang perbatasan Malaysia – Indonesia yaitu PT. Yamaker yang tidak lain wilayahnya meliputi daerah Dusun Melayang, Desa Sahan, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang saat ini.

Memang ini bukanlah hal yang mudah Bagi Pak Damianus Nadu menghadapi perusahaan milik militer, yang mana ia harus pasang badan dan berhadapan langsung dengan aparat supaya hutan adatnya jangan sampai diambil oleh perusahaan, karena wilayah ini termasuk wilayah yang dilegalkan oleh PT. Yamaker. Dengan demikian ia datang pada waktu subuh-subuh para aparat militer yang bersenjata lengkap tentunya akan siap menagkapnya, walau isak tangis keluarga menangis tetapi pak Damianus Nadu ini tetap tenang menghadapinya dengan lantang ia mengatakan.  ”Bapak-Bapak mau mengambil sisa hutan kami, mandau dan lantak akan kami angkat,” kata pak Damianus Nadu. Karena ia terus melawan para aparat ini dengan begitu saja mereka pergi.

Memang tiada hentinya beberapa perusahaan datang berusaha untuk mengambil kayu di kawasan hutan adat Pangajid Pikul dan tiada hentinya juga pak Damianus Nadu ini memimpin komunitas yang ada di kampungnya untuk turun mengangkat senjata api (lantak) dan juga mandau menyerang fasilitas-fasilitas perusahaan agar mundur dari wilayah hutan Pikul Pangajid. Tentu tidak mudah setelah kita dengar kisah dari Damianus Nadu ini untuk mempertahankan hutan adat warisan leluhur, butuh pengorbanan, keberanian dan kerja ikhlas serta siap pasang badan.

Artikel lainnya : Riam Berawan Surga Kecil Di Kabupaten Bengkayang Yang Eksotis

Kini bukan hanya kalpataru saja yang diraih oleh Damianus Nadu dari hutan adat yang terus ia jaga, sekarang Hutan Adat Pikul Pangajid ini telah menyimpan berbagai kekayaan akan hutan alam Kalimantan. Terdapat 99 jenis pohon langka di hutan adat ini adapun diantaranya adalah Meranti, Tengkawang, teradu, Gambri, Ulin dan berbagai jenis pohon khas Kalimantan ada di dalamnya. Kalau dilihat dari diameter pohon yang ada ada yang sudah mencapai 7 meter. Tidak luput juga di hutan adat ini terdapat 28 jenis jamur, puluhan macam anggrek, tanaman rempah dan lain sebagainya. Terlebih lagi dengan adanya hutan yang terus terjaga membuat ketersediaan sumber air juga selalu ada sehingga tidak mengurangi debit air. 6 air terjun yang ada di Dusun Melayang, Desa Sahan, Kecamatan Seluas tidak pernah kekeringan karena hutan ini selalu menjadi penyedia air yang berlimpah.

Setelah berjalannya waktu Damianus Nadu kini lega, karna adanya kepastian hukum yang diberikan oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia SK 1300/MENLHK-PSKL/PKYHA/PSL.1/3/2018 tentang kawasan Hutan Adat Pikul Pangajid luasnya sampai dengan 100 hektare.

Ketika di tahun 2014 berbagai NGO seperti Seaclogi, Samdhana Institut, TFCA Programme dengan pendampingan INTAN, masyarakat Desa Sahan serta masyarakat di kawasan Hutan Adat Pikul Pangajid mampu mengolah buah Tengkawang menjadi mentega. Memang pada awalnya dikelola dengan peralatan sederhana seiring berjalannya waktu sekarang ini melalui Koperasi Tengkawang Layar telah memiliki pabrik, sehingga proses pengolahannya pun sampai pada tahapan produksinya.

Memang semua itu tidaklah lepas dari perjuangan dari pak Damianus Nadu bersama Masyarakat Dusun Melayang, Desa Sahan sehingga berbuah hasil yang manis pula. Melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan pemerintah memberikan Kalpataru sebagai didikasinya pak Damianus Nadu terhadap hutan adat Pikul Pangajid, yang artinya penghargaan tertinggi bagi penyelamat lingkungan hidup bagi negeri ini.

Berdasarkan keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.476/MENLHK/PSKL/PSL.3/8/2001 dan menetapkan Damianus Nadu penerima Kalpataru Tahun 2021 ini sebagai wakil Rakyat Desa Sahan, wakil Dari Kabupaten Bengkayang, dan sekaligus wakil dari provinsi Kalimantan Barat. Tentunya sebagai masyarakat Kabupaten Bengkayang penulis ikut merasakan bahagia dan bangga.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung perjuangan kami selama ini dalam menjaga Kawasan Hutan Adat Pangajid-Pikul”. Kata Damianus Nadu

“Prestasi ini akan menjadi pemicu kami agar lebih semangat dalam menjaga kawasan hutan adat,” sambungnya.

Artikel lainnya : 6 Daftar Objek Wisata Terdekat Dari Kota Bengkayang

Dari cerita ini dapat kita ambil pelajaran yang sangat berarti melalui kisah pak Damanus Nadu tampil berani dan rela berkorban menjadikan usaha tidak akan sia-sia. Penulis berharap masih banyak di Kabupaten Bengkayang Damianus-Damianus lainnya yang mencintai lingkungan untuk kelestarian alam negeri Pulau Borneo tercinta. Akhir kata smoga dengan artikel dengan judul Damianus Nadu sang pahlawan hutan dari Kabupaten Bengkayang ini menjadi penambah ilmu dan sekaligus motifasi untuk kita semua. Salam sehat 💪