Saya masih dapat merasakan suasana meriah yang menyelimuti Kabupaten Bengkayang terutama di Kantor Bupati Bengkayang Satu Atap pada Selasa, 18 November 2025. Hari itu, saya hadir sebagai saksi bagaimana daerah kami menjadi pusat perhatian nasional lewat gelaran Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2025-sebuah ajang bergengsi yang memberikan penghargaan kepada destinasi, budaya, dan produk kreatif terbaik dari seluruh nusantara.
Sejak pagi, halaman Kantor Bupati Bengkayang sudah dipenuhi undangan penting. Pejabat kementerian, gubernur yang diwakili staf ahli, para pelaku industri pariwisata, hingga kepala daerah dari berbagai penjuru Indonesia, semuanya datang dengan penuh antusias. Rangkaian kegiatan dimulai dengan acara ramah tamah di Aula Rangkaya, suasananya hangat, penuh obrolan tentang pariwisata dan peluang kolaborasi.
Saat sambutan dibacakan oleh Christianus Lumano, Staff Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan, saya mendengarnya dengan seksama. “Ini bukan sekadar seremoni,” katanya.
Dan saya setuju. API Award 2025 yang digelar di Bengkayang terasa jauh lebih besar dari sekadar acara penganugerahan. Ini momentum penting, sebuah pintu besar bagi Kalimantan Barat untuk semakin dikenal dunia secara khususnya Kabupaten Bengkayang.
Namun momen yang paling menyentuh saya adalah ketika Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis, naik ke podium. Dengan penuh kebanggaan, beliau menyampaikan bagaimana Bengkayang memiliki deretan “mutiara wisata” yang siap bersinar.
Dari pernyataannya itu saya sadar betul, apa yang tidak dimiliki oleh Kabupaten Bengkayang selain memiliki wisata yang lengkap, alam yang masih asri dan kaya budaya yang cukup terkenal di mancanegara.
Mulai dari Bukit Jamur, Sepadang Hill, hingga kawasan perbatasan yang unik dengan pengalaman lintas negara. Mendengarnya, saya tersenyum bangga-karena saya tahu betul potensi daerah ini sering kali belum terekspos seluas itu.
Beliau juga menyebut bahwa Bengkayang memiliki lebih dari 156 potensi wisata. Angka yang luar biasa, dan hari itu, saya benar-benar merasakan bahwa API Award 2025 menjadi panggung besar momentum memperkenalkannya kepada Indonesia juga dunia.
“Semoga melalui kegiatan ini dunia luar semakin mengenal Bengkayang,” ujarnya. Saat mendengarnya, saya ikut berharap hal yang sama.
Dalam forum ramah tamah, pejabat tinggi nasional seperti Utusan Khusus Presiden Bidang UMKM, perwakilan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Kebudayaan turut hadir. Para kepala daerah dari berbagai provinsi, unsur Forkopimda, hingga tokoh industri pariwisata juga ikut menyemarakkan. Ruangan itu terasa seperti titik temu ide-ide besar tentang masa depan pariwisata Indonesia.
Namun bagi saya pribadi, berada di ruangan itu seperti melihat masa depan Bengkayang terbentang di depan mata. Banyak gagasan dibahas, banyak peluang kerja sama dibicarakan. Saya melihat langsung bagaimana pemerintah kabupaten bekerja keras agar acara ini berjalan sempurna.
Tak heran jika Advisor API, Patrice Rio Capella, memberikan apresiasi khusus kepada Kabupaten Bengkayang. Ia menyebut Bengkayang sebagai tuan rumah yang solid-dan saya membenarkannya. Dari persiapan hingga acara puncak, semuanya berjalan rapi, tertib, dan terasa sangat membanggakan.
Malam puncak penganugerahan yang saya saksikan menjadi penutup sempurna. Lampu-lampu, tepuk tangan, dan suasana megah membuat hati saya bergetar. Saat saya ditengah-tengah para tamu, merasa bangga sekaligus tersentuh. Siapa sangka? Kabupaten kecil di Kalimantan Barat ini mampu menyelenggarakan ajang nasional seakbar API Award 2025, bahkan dengan kualitas yang tidak kalah dari kota-kota besar.
Bagi saya, API Award 2025 bukan sekadar acara. Ini bukti bahwa Bengkayang siap melangkah lebih jauh, membawa identitas, budaya, dan keindahan alamnya ke panggung yang lebih luas. Dan saya sangat bersyukur dapat menjadi bagian kecil dari sejarah itu.
Bengkayang telah membuktikan dirinya.
Tidak hanya sukses… tetapi bersinar gemilang. ✨














